Free Lines Arrow

Minggu, 03 Juni 2012

Gunung Sumbing, Jawa Tengah

Gunung Sumbing adalah gunung tertinggi ke dua di Jawa Tengah, gunung ini berhadapan dengan Gunung Sindoro yang dikenal sebagai gunung kembar. Gunung Sumbing bertipe strato (kerucut), dengan ketinggian 3.371 m.dpl. Gunung ini terletak di kawasan kabupaten Wonosobo, tepatnya di daerah Temanggung, Jawa Tengah. Kondisi puncaknya terdiri atas tebing batu cadas yang menjulang tinggi dan disekitarnya banyak dijumpai kawah-kawah kecil yang mengeluarkan asap belerang. Puncak Gunung Sumbing terdiri atas dua puncak, Puncak Buntu, dengan ketinggian 3.362 m.dpl dan puncak Kawah, dengan ketinggian 3.371 m.dpl.


Lereng Gunung Sumbing merupakan salah satu kawasan yang rawan tanah longsor karena terlalu luas dieksploitasi lahannya untuk ladang tembakau dan sayuran. Menurut ahli konservasi dari UGM lereng Gunung Sumbing mempunyai tingkat erosi yang paling tinggi diantara gunung-gunung yang berada di sekitarnya sehingga bila kita mendaki gunung ini sejauh mata memandang akan terlihat hampir separuh lereng gunung sudah merupakan daerah perladangan.

Jalur Pendakian
Untuk mencapai puncak Gunung Sumbing terdapat dua jalur yaitu Garung dan Cepit, jalur utamanya yaitu lewat Kampung Butuh, Desa Garung, Wonosobo. Desa Garung merupakan desa yang terletak di kaki sebelah kanan Gunung Sumbing dan sebelah kiri lereng Gunung Sindoro. Masyarakat desa ini sebagian besar bermata pencaharian dengan bertani.

Jalur Garung
Desa Garung (1.543 m.dpl) merupakan desa terakhir menuju ke puncak Gunung Sumbing, dengan mudah kita dapat mencapainya karena letaknya yang dilalui jalur Bus/minibus dari arah Magelang menuju ke Wonosobo atau sebaliknya.

Dari Magelang kita naik bus jurusan ke Wonosobo dan turun sebelum Kota Wonosobo sekitar 16 Km tepatnya di Gapura Desa Garung (Pasar Reco). Untuk mencapai jalan pendakian yang menuju ke puncak Gunung Sumbing dari Gapura Desa Garung kita menuju ke Kampung Butuh melalui jalan berbatu, sekitar 30 menit dengan jalan kaki.

Setelah sampai di Kampung Butuh, kita melapor untuk meminta ijin pendakian pada Kades setempat. Untuk kebutuhan air sebaiknya dipersiapkan dikampung ini, karena selama perjalanan kepuncak tidak ada mata air dan kalau kita memerlukan pemandu gunung (porter) kita bisa mendapatkan di desa ini.
Dari Kampung Butuh ini terdapat dua jalur pendakian yaitu Jalur Baru dan Jalur Lama. Jalur Baru di buka karena jalur lama sudah terkena erosi yang menyebabkan jalur agak sulit untuk dilalui.

Jalur Lama
Dari Kampung Butuh, perjalanan kita lanjutkan menuju perbatasan antara hutan dengan ladang jaraknya sekitar 4,5 Km dari kampung Butuh, kita akan sampai di Boswisen. Di Boswisen ini terdapat sungai kecil, bila musim hujan terdapat air dan bisa kita pergunakan untuk keperluan memasak dan minum.

Setelah sampai di Boswisen perjalanan kita teruskan menuju pertigaan yang dinamakan Bukit Genus, sekitar 2 jam melalui tanjakan-tanjakan yang cukup melelahkan. Setelah sampai di Bukit Genus kita bisa beristirahat sebentar sambil menikmati pemandangan karena lokasinya yang cukup datar, lalu perjalanan kita teruskan lagi melewati banyak tanjakan terjal menuju Pasar Setan (2.437 m.dpl), selama 2 jam perjalanan. Kawasan Pasar Setan banyak di tumbuhi rerumputan, dan seringkali terjadi badai yang menerpa wilayah ini. Dari Pasar setan jalan semakin curam dan agak sulit di lalui sepanjang 0,5 Km, kita akan menemui batu besar, yang dapat dipergunakan sebagai tempat berlindung, tempat ini dinamakan Batu Kotak.

Dari Batu Kotak perjalanan kita teruskan menuju di kawasan Tanah Putih, sekitar 1 jam perjalanan, lalu kita dapat langsung menuju ke puncak. Dari Batu Kotak untuk mencapai puncak Gunung Sumbing membutuhkan waktu 2-3 jam lagi perjalanan pendakian.

Jalur Baru
Bila kita ingin melewati jalur baru dari Kampung Butuh kita menuju ke kawasan Boswisen sebelah barat yang membutuhkan waktu 2 jam perjalanan, melewati jalan berbatu dan menanjak. Boswisen merupakan batas ladang dan hutan pinus milik PERHUTANI dan terdapat pondok yang merupakan Pos I. Pos ini bisa dipergunakan untuk bermalam bila kita tidak bermalam di desa, dan pagi harinya kita meneruskan perjalanan.

Dari Pos I Perjalanan kita lanjutkan menuju ke pos II yang dinamakan Pos Gatakan, sekitar 3 Km. Dari pos II perjalanan kita lanjutkan sampai menemui pertigaan, yang merupakan pertemuan jalur lama dan jalur baru, sekitar 1-1,5 jam. Seterusnya perjalanan kita teruskan melewati jalur lama menuju ke puncak. Dari Desa Garung ke puncak membutuhkan waktu 7-8 jam perjalanan, sedang turunnya membutuhkan waktu 5 jam.


Jalur Cepit
Dari Yogya naik bus ke Magelang, disambung ke Temanggung, turun di Parakan. Perjalanan di mulai di Base Camp Cepit yang terletak di desa Pager Gunung, kecamatan Bulu, wilayah Temanggung, Jawa Tengah. Perjalanan dimulai selama kurang lebih satu jam melewati kebun sayur penduduk. Kemudian kita akan mendaki sekitar 2 jam memasuki kawasan hutan, selanjutnya kita akan sampai di padang rumput. Setelah itu kita akan bertemu dengan Batu Kasur dan Batu Lawang.

Jalur menuju puncak sangat sempit dan menanjak, sehingga sangat melelahkan, kita perlu sangat berhati-hati dan menjaga stamina tubuh. Puncak Gunung Sumbing berbentuk kaldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50-100 m dan beberapa puncak yang runcing. Untuk menuju puncak tertinggi harus turun lagi ke arah kanan dan kemudian naik lagi.

Terdapat lautan pasir, terdapat juga makam leluhur masyarakat setempat yang dikenal dengan sebutan Ki Ageng Makukuhan. Ada beberapa gua salah satunya dikenal dengan nama Gua Jugil yang merupakan gua terbesar. Di kaldera banyak kawah kecil yang berasap belerang. Pemandangannya sangat indah sehingga kita akan merasa enggan untuk meninggalkan puncak tersebut.



Sumber : Suara Kebebasan

0 komentar:

Posting Komentar

 
SELAMAT DATANG di BLOG SAYA, Terimah Kasih Atas Kunjungannya !