Gunung
Sumbing adalah gunung tertinggi ke dua di Jawa Tengah, gunung ini
berhadapan dengan Gunung Sindoro yang dikenal sebagai gunung kembar.
Gunung Sumbing bertipe strato (kerucut), dengan ketinggian 3.371 m.dpl.
Gunung ini terletak di kawasan kabupaten Wonosobo, tepatnya di daerah
Temanggung, Jawa Tengah. Kondisi puncaknya terdiri atas tebing batu
cadas yang menjulang tinggi dan disekitarnya banyak dijumpai kawah-kawah
kecil yang mengeluarkan asap belerang. Puncak Gunung Sumbing terdiri
atas dua puncak, Puncak Buntu, dengan ketinggian 3.362 m.dpl dan puncak
Kawah, dengan ketinggian 3.371 m.dpl.
Lereng
Gunung Sumbing merupakan salah satu kawasan yang rawan tanah longsor
karena terlalu luas dieksploitasi lahannya untuk ladang tembakau dan
sayuran. Menurut ahli konservasi dari UGM lereng Gunung Sumbing
mempunyai tingkat erosi yang paling tinggi diantara gunung-gunung yang
berada di sekitarnya sehingga bila kita mendaki gunung ini sejauh mata
memandang akan terlihat hampir separuh lereng gunung sudah merupakan
daerah perladangan.
Jalur Pendakian
Untuk
mencapai puncak Gunung Sumbing terdapat dua jalur yaitu Garung dan
Cepit, jalur utamanya yaitu lewat Kampung Butuh, Desa Garung, Wonosobo.
Desa Garung merupakan desa yang terletak di kaki sebelah kanan Gunung
Sumbing dan sebelah kiri lereng Gunung Sindoro. Masyarakat desa ini
sebagian besar bermata pencaharian dengan bertani.
Jalur Garung
Desa
Garung (1.543 m.dpl) merupakan desa terakhir menuju ke puncak Gunung
Sumbing, dengan mudah kita dapat mencapainya karena letaknya yang
dilalui jalur Bus/minibus dari arah Magelang menuju ke Wonosobo atau
sebaliknya.
Dari
Magelang kita naik bus jurusan ke Wonosobo dan turun sebelum Kota
Wonosobo sekitar 16 Km tepatnya di Gapura Desa Garung (Pasar Reco).
Untuk mencapai jalan pendakian yang menuju ke puncak Gunung Sumbing dari
Gapura Desa Garung kita menuju ke Kampung Butuh melalui jalan berbatu,
sekitar 30 menit dengan jalan kaki.
Setelah
sampai di Kampung Butuh, kita melapor untuk meminta ijin pendakian pada
Kades setempat. Untuk kebutuhan air sebaiknya dipersiapkan dikampung
ini, karena selama perjalanan kepuncak tidak ada mata air dan kalau kita
memerlukan pemandu gunung (porter) kita bisa mendapatkan di desa ini.
Dari
Kampung Butuh ini terdapat dua jalur pendakian yaitu Jalur Baru dan
Jalur Lama. Jalur Baru di buka karena jalur lama sudah terkena erosi
yang menyebabkan jalur agak sulit untuk dilalui.
Jalur Lama
Dari
Kampung Butuh, perjalanan kita lanjutkan menuju perbatasan antara hutan
dengan ladang jaraknya sekitar 4,5 Km dari kampung Butuh, kita akan
sampai di Boswisen. Di Boswisen ini terdapat sungai kecil, bila musim
hujan terdapat air dan bisa kita pergunakan untuk keperluan memasak dan
minum.
Setelah
sampai di Boswisen perjalanan kita teruskan menuju pertigaan yang
dinamakan Bukit Genus, sekitar 2 jam melalui tanjakan-tanjakan yang
cukup melelahkan. Setelah sampai di Bukit Genus kita bisa beristirahat
sebentar sambil menikmati pemandangan karena lokasinya yang cukup datar,
lalu perjalanan kita teruskan lagi melewati banyak tanjakan terjal
menuju Pasar Setan (2.437 m.dpl), selama 2 jam perjalanan. Kawasan Pasar
Setan banyak di tumbuhi rerumputan, dan seringkali terjadi badai yang
menerpa wilayah ini. Dari Pasar setan jalan semakin curam dan agak sulit
di lalui sepanjang 0,5 Km, kita akan menemui batu besar, yang dapat
dipergunakan sebagai tempat berlindung, tempat ini dinamakan Batu Kotak.
Dari
Batu Kotak perjalanan kita teruskan menuju di kawasan Tanah Putih,
sekitar 1 jam perjalanan, lalu kita dapat langsung menuju ke puncak.
Dari Batu Kotak untuk mencapai puncak Gunung Sumbing membutuhkan waktu
2-3 jam lagi perjalanan pendakian.
Bila
kita ingin melewati jalur baru dari Kampung Butuh kita menuju ke
kawasan Boswisen sebelah barat yang membutuhkan waktu 2 jam perjalanan,
melewati jalan berbatu dan menanjak. Boswisen merupakan batas ladang dan
hutan pinus milik PERHUTANI dan terdapat pondok yang merupakan Pos I.
Pos ini bisa dipergunakan untuk bermalam bila kita tidak bermalam di
desa, dan pagi harinya kita meneruskan perjalanan.
Dari
Pos I Perjalanan kita lanjutkan menuju ke pos II yang dinamakan Pos
Gatakan, sekitar 3 Km. Dari pos II perjalanan kita lanjutkan sampai
menemui pertigaan, yang merupakan pertemuan jalur lama dan jalur baru,
sekitar 1-1,5 jam. Seterusnya perjalanan kita teruskan melewati jalur
lama menuju ke puncak. Dari Desa Garung ke puncak membutuhkan waktu 7-8
jam perjalanan, sedang turunnya membutuhkan waktu 5 jam.
Jalur Cepit
Dari
Yogya naik bus ke Magelang, disambung ke Temanggung, turun di Parakan.
Perjalanan di mulai di Base Camp Cepit yang terletak di desa Pager
Gunung, kecamatan Bulu, wilayah Temanggung, Jawa Tengah. Perjalanan
dimulai selama kurang lebih satu jam melewati kebun sayur penduduk.
Kemudian kita akan mendaki sekitar 2 jam memasuki kawasan hutan,
selanjutnya kita akan sampai di padang rumput. Setelah itu kita akan
bertemu dengan Batu Kasur dan Batu Lawang.
Jalur menuju puncak sangat sempit dan menanjak, sehingga sangat melelahkan, kita perlu sangat berhati-hati dan menjaga stamina tubuh. Puncak Gunung Sumbing berbentuk kaldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50-100 m dan beberapa puncak yang runcing. Untuk menuju puncak tertinggi harus turun lagi ke arah kanan dan kemudian naik lagi.
Terdapat
lautan pasir, terdapat juga makam leluhur masyarakat setempat yang
dikenal dengan sebutan Ki Ageng Makukuhan. Ada beberapa gua salah
satunya dikenal dengan nama Gua Jugil yang merupakan gua terbesar. Di
kaldera banyak kawah kecil yang berasap belerang. Pemandangannya sangat
indah sehingga kita akan merasa enggan untuk meninggalkan puncak
tersebut.
Sumber : Suara Kebebasan
0 komentar:
Posting Komentar