Free Lines Arrow

Minggu, 17 Juni 2012

Gunung Batur, Bali


Gunung BATUR adalah gunung tertinggi kedua setelah Gunung AGUNG yang sampai saat ini masih aktif yang memiliki ketinggian 1717 meter dari permukaan air laut pada saat ini. Gunung batur telah tercatat meletuskan magma sebanyak 3 kali yakni pada tahun 1907, 1997 dan yang terakhir pada tahun 2003.


Pada tahun 1893 gunung ini memiliki tinggi 2732 m, namun akibat erosi dan meletus pertama kalinya gunung ini menjadi lebih rendah yakni 2103 m dan berkurang kembali pada letusan ke dua menjadi 1792 m. Setelah kembali meletus pada tahun 2003 para ahli memastikan gunung ini memiliki tinggi 1717 m dan tetap aktif sampai saat ini walaupun kemungkinan besar gunung ini masih bisa melutus tetapi para ahli memastikan gunung ini tidak akan melutuskan larvanya seperti letusan pertama dan kedua .

 

Batur andalah sebuah nama yang diberikan pada gunung ini karma menyemburkan batu-batu besar yang akhirnya kembali di terjang magma menjadi pasir abu. Namun akibat pasir yang menyelimuti gunung ini, masyarakat sekitar memanfaatkan pasir tersebut sebagai materil yang sangat baik digunakan sebagai konstruksi bangunan.


Pesona yang dimiliki gunung ini memang bisa dikatakan menakjubkan karna keindahan dari gunung tersebut dan dihiasi danau yang kini menjadi danau terbesar dibali yang kita sebut dengan Danau Batur. Masyarakat desa sekitar gunung tersebut memanfaatkan sekali lahan yang ada di areal tersebut karena tingkat kesuburan tanah yang tinggi maka para petani disana memanfaatkan sebagai ladang sayur yang produktif. Daerah ini telah menjadi obyek wisata alam sejak puluhan tahun lalu.


Di utara dari danau tersebut terdapat satu desa/perkampungan orang Bali asli yang kami sebut desa TRUNYAN ( berasal dari kata TARU dan MENYAN yang berarti Pohon Menyan) dan sampai saat ini tetap menjadi desa yang sacral karna adat dan budayanya yang kental. Yang paling menabjubkan dari desa ini adalah cara masyarakat disana melakukan ritual pengabenan (kremasi/penguburan jenazah). Mayoritas orang Bali melakukan pengabenan dengan cara membakar jenazah untuk mendapatkan abu dari jenasah tersebut dan menaburnya kelaut sebagai salah satu tradisi yang ada di Bali, namun berbeda halnya dengan penduduk di desa trunyan, mereka melakukan upacara hanya membersihkan badan jenazah dan meletakkan jenazah pada pohon Menyan (hanya satu-satunya di bali) tersebut hingga terlihat terngkoraknya saja. Kuasa Tuhan Yang Maha Esa memang tak terduga, Mayat yang biasanya membusuk seharusnya mengeluarkan bau tak sedap namun karna pohon menyan yang kita sakralkan mayat yang baupun menjadi harum akibat wanginya pohon menyan tersebut dan karena itulah banyak dari tourist datang kesana untuk menguji kebenarannya.



0 komentar:

Posting Komentar

 
SELAMAT DATANG di BLOG SAYA, Terimah Kasih Atas Kunjungannya !